Kamis, 31 Maret 2011

Sulawesi Tengah

Sejarah

Wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.
Semenjak tahun 1905, wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan Landschap-landschap atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain:
  1. Poso Lage di Poso
  2. Lore di Wianga
  3. Tojo di Ampana
  4. Pulau Una-una di Una-una
  5. Bungku di Bungku
  6. Mori di Kolonodale
  7. Banggai di Luwuk
  8. Parigi di Parigi
  9. Moutong di Tinombo
  10. Tawaeli di Tawaeli
  11. Banawa di Donggala
  12. Palu di Palu
  13. Sigi/Dolo di Biromaru
  14. Kulawi di Kulawi
  15. Tolitoli di Tolitoli
Dalam perkembangannya, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh Indonesia, Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
  1. Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.
  2. Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Karesidenan Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1940, Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja.
  3. Sulawesi Tengah bagian Timur (Teluk Tolo) masuk Wilayah Karesedenan Sulawesi Timur Bau-bau.
Tahun 1964 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah.
Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una. Kini berdasarkan pemekaran wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 10 daerah, yaitu 9 kabupaten dan 1 kota.
Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, diantaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi obyek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.
Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.
Ibukota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.

Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Banggai Luwuk
2 Kabupaten Banggai Kepulauan Banggai
3 Kabupaten Buol Buol
4 Kabupaten Donggala Donggala
5 Kabupaten Morowali Bungku
6 Kabupaten Parigi Moutong Parigi
7 Kabupaten Poso Poso
8 Kabupaten Tojo Una-Una Ampana
9 Kabupaten Toli-Toli Toli-Toli
10 Kabupaten Sigi Sigi Biromaru
11 Kota Palu -
 
Letak Geografis dan Batas Wilayah

Sulawesi Tengah terletak diantara 222 Lintang Utara dan 348 Lintang Selatan, serta 1122 dan 124 22 bujur Timur.   Batas-batas wilayah :
Sebelah Utara             : Laut Sulawesi dan Propinsi Gorontalo.
Sebelah Timur             : Propinsi Maluku.
Sebelah Selatan           : Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinisi Sulawesi Tenggara.
Sebelah Barat             : Selat Makassar.  

Demografi

Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis atau suku, yaitu:
  1. Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala dan kota Palu
  2. Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Donggala
  3. Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso
  4. Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso
  5. Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali
  6. Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali
  7. Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai
  8. Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai
  9. Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai
  10. Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai
  11. Etnis Bare'e berdiam di kabupaten Touna
  12. Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan
  13. Etnis Buol mendiami kabupaten Buol
  14. Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli
  15. Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong
  16. Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli
  17. Etnis Dondo berdiam di Dondo, kabupaten Tolitoli
  18. Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli
  19. Etnis Dampelas berdiam di kabupaten Donggala
Disamping 13 kelompok etnis, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Da'a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea dan Suku Ta' di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.
Selain penduduk asli, Sulawesi Tengah dihuni pula oleh transmigran seperti dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang juga banyak mendiami wilayah Sulawesi Tengah adalah Bugis, Makasar dan Toraja serta etnis lainnya di Indonesia sejak awal abad ke 19 dan sudah membaur. Jumlah penduduk di daerah ini sekitar 2.128.000 jiwa yang mayoritas beragama Islam, lainnya Kristen, Hindu dan Budha. Tingkat toleransi beragama sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman utama. Kopi, kelapa, kakao dan cengkeh merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang merupakan andalan Sulawesi Tengah.
Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur serta tuak yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu.

Budaya

Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.
Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti nampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.
Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat.

Kesenian

Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrumen seperti suling, gong dan gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat - waino - musik tradisional - ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan keagamaan dan ditampilkan ketika festival.
Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu. Dero adalah salah satu tarian dimana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama pendudukan jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II.

Agama

Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72.36% penduduknya memeluk agama Islam, 24.51% memeluk agama Kristen dan 3.13% memeluk agama Hindu serta Budha. Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatera Barat dan diteruskan oleh Al Alimul Allamah Al-Habib As Sayyed Idrus bin Salim Al Djufri, seorang guru pada sekolah Alkhairaat dan juga diusulkan sebagai Pahlawan nasional. Salah seorang cucunya yang bernama Salim Assegaf Al Jufri menduduki jabatan sebagai Menteri Sosial saat ini.
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh missioner Belanda, A.C Cruyt dan Adrian.

lklim

Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.

Flora dan Fauna

Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, dimana flora dan faunanya berbeda jauh dengan flora dan fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan flora dan fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau Timor. Garis maya yang membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan flora dan faunanya disebut Wallacea, karena teori ini dikemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.

Senjata Tradisional

Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang (Guma).


Pariwisata


       Air Terjun Wera, sebenarnya terletak di sebuah taman wisata seluas kurang lebih 250 hektar yang terdiri dari kawasan hutan lindung. Jadi, bisa Anda bayangkan sendiri kealamian dan kesejukan yang bisa anda dapatkan ketika jalan-jalan ke Sigi, Sulawesi Tengah untuk menikmati keindahan Air Terjun Wera.
Terletak di Desa Balumpewa, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, di sekelilingnya adalah daerah perbukitan dan hutan lindung. Selain Air Terjun Wera, di taman wisata ini juga terdapat lembah, Sungai Wera dan bukit-bukit dataran tinggi. Sungai Wera adalah sungai utama, dan memiliki jeram setinggi 80 meter dan lebar 3 meter.
       Di taman wisata Wera, meskipun terdapat hutan lindung, namun vegetasi utamanya adalah semak dan padang rumput, serta hutan sekunder atau pepohonan tua. Penduduk sekitar bermukim di sekitar hutan dengan sistem ladang berpindah, sehingga cukup mengganggu kelangsungan ekosistem di dalam hutan. Pohon yang dapat ditemui adalah antara lain: Dracontomelon mangiferrumn, , Drypetes sp, Pterospermum ferrugineum, Litsea sp dan Avicenia marina. Sedangkan hewan-hewan yang ada adalah Monyet hitam Sulawesi, Ayam hutan, Kus-kus, Gagak, Burung kasuari, Tarsius dan beberapa jenis mamalia lainnya.






       Anda dapat menikmati keindahan Air Terjun Wera dari dua tempat, jaitu di bagian atas air terjun dan di bagian bawah air terjun. Ketinggian aliran air sekitar kurang lebih 80 meter adalah panorama yang indah yang bisa kita nikmati. Anda juga bisa hiking melintasi hutan selama berada di taman wisata wera ini.
Untuk bisa sampai ke Air Terjun Wera yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Palu ini, Anda bisa menggunakan transportasi umum dari terminal Petobo Palu dengan jarak tempuh sekitar setengah jam saja. Sesampainya di Desa Balumpewa, Anda bisa berjalan kaki sampai ke lokasi objek wisata Air Terjun Wera.


Sumber:

Aliran-aliran Seni


Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.



Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.



Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.



Abstraksi

Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi disebut juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni lukis.

Ekspressionisme
Adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.



Naturalisme
Di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme. Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.


Realisme


Di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India. Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi. Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet.
Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu.
Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic. Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme. Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme.


Struktur Protein

Struktur Protein
    

        Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks.  Struktur protein memegang peranan penting dalam menentukan aktivitas biologisnya. Struktur protein terdiri dari empat tingkatan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. 
Struktur primer

                       
Struktur primer merupakan urutan asam amino dalam struktur protein yang dihasilkan dari ikatan kovalen antar asam amino dalam rantai (ikatan peptida).  Sifat kovalen pada ikatan peptida     stabil, tidak dipengaruhi oleh pH dan  pelarut.


 
Struktur Sekunder

         Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein menyebabkan struktur utama (primer) membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spiral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan bentuk struktur sekunder. Struktur sekunder dikukuhkan oleh ikatan hidrogen.Struktur sekunder protein yang merupakan konformasi rantai polipeptidanya terdiri dari:
  1. α-heliks
α-heliks terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antara atom O pada gugus CO dengan atom H pada gugus NH (ditandai dengan garis warna oranye). α-heliks berupa pilinan rantai asam amino yang menggulung berbentuk seperti spiral.

  1. β-pleated sheet
Struktur β-pleated sheet juga terbentuk karena adanya ikatan hidrogen. Namun seperti terlihat pada gambar, ikatan hidrogen terjadi antara atom H pada gugus NH (ikatan peptida) dengan atom O (oksigen karbonil) pada gugus ikatan peptida lain dalam rantai peptida yang tidak sama. Sehingga membentuk seperti lembaran kertas yang berlipat-lipat.


  Struktur Tersier

                         Struktur tersier terjadi karena pelipatan struktur sekunder akibat adanya interaksi antar gugus alkil (R) satu sama lain, yaitu interaksi hidrofobik, ionik, ikatan hidrogen, gaya dispersi van der waals dan jembatan disulfida. Sehingga, membentuk struktur tiga dimensi. Struktur tersier dikukuhkan oleh berbagai jenis ikatan seperti jembatan garam, ikatan disulfida, dan interaksi hidrofobik.



              
Struktur Kuartener

      Merupakan protein atau polipeptida yang sudah memiliki struktur tersier yang dapat saling berinteraksi dan bergabung menjadi suatu multimer. Protein pembentuk multimer dinamakan subunit. Jika suatu multimer dinamakan dimer jika terdiri atas 2 subunit, trimer jika 3 subunit dan tetramer untuk 4 subunit. Multimer yang terbentuk dari subunit-subunit identik disebut dengan awalan homo–, sedangkan jika subunitnya berbeda-beda dinamakan hetero–. Misalnya hemoglobin yang terdiri atas 2 subunit alfa dan 2 subunit beta dinamakan heterotetramer. Beberapa protein dapat berfungsi sebagai monomer, sehingga ia tidak memiliki struktur kuartener.




Kesimpulan

  •   Struktur primer protein adalah urutan asam amino.
  •   Struktur sekunder protein adalah konformasi rantai polipeptidanya (misalnya: α-heliks dan β-pleated sheet).
  •   Struktur tersier protein adalah bentuk tiga dimensi protein yang dikukuhkan berbagai jenis ikatan.
  • Struktur kuartener protein adalah cara kombinasi unit-unit polipeptida dalam protein oligomer. Hanya protein oligomer yang mempunyai struktur kuartener

Resensi



A. Pengertian Resensi
      Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku. (http://jajawilsa.blogspot.com/2009/05/pengertian-resensi.html).


B. Contoh Resensi
  
...Dan Mereka Hidup Bahagia Selamanya
Resep Dongeng Untuk Cinta Abadi

Judul Asli                   : Happily Ever After The Fairy-tale Formula for Lasting Love
Penulis                       : Wendy Paris
Penerbit                     : PT Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit                : 2003
Jumlah Halaman            : 124 halaman
ISBN                          : 979-694-251-8

Buku ini memberitahu bagaimana caranya mendapatkan cinta yang selama ini di impikan yang berasal dari dongeng. Memuat dongeng-dongeng klasik dari sudut pandang kontemporer, dengan memperlihatkan apa yang dilakukan oleh para pahlawan dalam cerita-cerita tersebut untuk dapat hidup bahagia.
Tiap bab dalam buku ini merupakan penafsiran sebuah dongeng klasik dengan penekanan pada cara tokohnya dalam memegang teguh nilai moral dan kebahagiaan meraih cinta yang pada akhirnya mereka dapatkan. Dongeng umumnya menceritakan betapa pentingnya menghormati orang lain dan memperlakukan mereka dengan baik, sikap yang saat ini sering dilupakan orang dalam usaha mendapatkan cinta.
Dalam buku ini, disajikan sepuluh dongeng yakni Ciderella, kecantikan seorang gadis yatim piatu, berbusana untuk kesuksesan,dan mengambil kesembatan untuk berubah; Putri bangsawan dan kacang polong, mendapatkan seorang pangeran dengan menunjukkan diri yang sesungguhnya; Little Mermaid (Si Putri Duyung), putri yang tenggelam dalam lautan cinta tak terdalam; Para peri, gadis yang menjadi kaya harta dan cinta karena berkepribadian baik; Thumbellina, makhluk perempuan bertubuh kecil yang berkencan dengan katak, lalu jatuh cinta pada peri bunga; Grece dan Derek, seorang putri yang pernah dikhianati belajar untuk mempercaya lagi; Beauty and The Beast, putri yang pemberani mengabaikan wajah buruk rupa yang menakutkan dan menemukan cinta; Si janggut biru, seorang wanita gila harta yang menikah karena uang, hampir menemui ajal; Nelayan dan Istrinya, perempuan serakah yang mendambakan harta kekayaan yang berlimpah untuk mengakhiri kesengsaraannya; Sleeping Beauty, perempuan berusia seratus enam tahun akhirnya mendapatkan cinta.
Buku ini juga mencakup tiga buah dongeng peringatan yang menunjukkan hasil yang didapat jka gagal mengikuti resep dongeng tersebut. Meskipun dari setiap dongeng hanya mengambil satu inti nasihat, sebenarnya banyak pelajaran yang dapat diambil. Kita akan menemukan bahwa aspek berbeda dari sebuah cerita berkaitan dengan hidup dan usaha kita dalam mencari sosok seorang pangeran.
Buku ini bukan hanya menyajikan sepuluh dongeng klasik saja. Namun mempunyai kelebihan yaitu terdapat pelajaran dari dongeng tersebut, dan saran dalam membina hubungan dan inti dari cerita dongeng tersebut, serta latar belakang cerita dongeng tersebut diterbitkan.
Buku ini juga terdapat kekurangan, yaitu banyaknya versi dongeng klasik misalnya Little Mermaid (Si Putri Dunyung). Dongeng ini terdapat dua versi yang berbeda, yaitu dongeng yang ditulis oleh Hans Christian Andersen, diterbitkan pertama kali  pada tahun 1837. Dalam buku ini menceritakan bahwa dongeng ini merupakan sebuah dongeng peringatan yang tidak berakhir dengan bahagia. Sedangkan dalam versi Disney, tokoh putri duyung tersebut mendapatkan kembali suaranya dan menikah dengan pangeran.
Buku ini menunjukkan pada setiap pembaca wanita bagaimana memusatkan perhatian pada kelebihan-kelebihan dan sifat yang mereka miliki dan bukan dengan cara-cara manipulatif untuk memenangkan hati seorang pria. Sebagai penangkal tips-tips berkencan yang tidak baik dan tidak efektif, ...Dan mereka Hidup Bahagia Selamanya menewarkan saran yang praktis dan memberi kekuatan, yang terbukti efektif sejak 500 tahun yang lalu dan masih relevan hingga saat ini.

Labels